Salam terbaik untuk semua.
Jika 2 tahun lalu, Dies Natalis di kampus dilaksanakan dengan perhitungan sangat ketat, maka hari ini kita dapat melaksanakan kegiatan ini secara lebih leluasa. Dulu pada saat bekerja membuat pameran, ada berbagai keterbatasan, bahkan harus melakukan seleksi pengunjung. Kini semua terasa lebih mudah. Sejumlah kerja teknis pada masa persiapan pameran ini pun dapat terlaksana dalam hitungan minggu atau hari. Apalagi saat ini dunia digital memungkinkan untuk melaksanakan itu semua. Akhirnya pameran yang bersifat hibrid dapat dilaksanakan dengan baik.
Pameran ini dilaksanakan secara fisik di dalam ruang pameran yakni di Galeri RJ. Katamsi, dan luar ruang yang dilaksanakan di lingkungan Fakultas Seni Rupa, tempat kami melakukan aktivitas belajar mengajar. Selain itu juga ada pameran virtual dengan metoda "360" dilaksanakan pasca-opening. Semua ini kami lakukan untuk menjadi pelajaran bagi mahasiswa dan publik: belajar melakukan variasi model pameran.
Sejumlah 250 lebih karya disajikan dalam pameran ini. Tentu keberadaan karya dalam pameran ini tidak mungkin hanya berguna bagi kampus ISI Yogyakarta semata. Pameran ini juga menjadi bagian dari kampus dan negara lain, di luar ISI Yogyakarta. Mitra kerja dan jejaring kampus dan seniman internasional dilibatkan dalam pameran ini tujuan utamanya adalah untuk bersama-sama merayakan perubahan setelah pandemi Covid 19 mendera kita. Pameran ini kami ibaratkan sebagai upaya untuk melakukan "recovery" secara bersama-sama setelah melewati masa-masa yang berat tersebut.
Untuk itu perlu cara yang kreatif dalam melaksanakannya. Kami meyakini dengan pameran ini, kreativitas para seniman, desainer, kriyawan hingga para kreator lainnya dapat berfungsi penting bagi publik termasuk untuk menandai masa-masa gawat yang telah lewat.
Terkait dengan hal tersebut, kami percaya, dalam diri setiap manusia, terlebih lagi para kreator, terdapat dua kekuatan mental yang terkait dengan imajinasi, yaitu pencitraan dan kreativitas. Keberadaannya amat diperlukan sebagai penyeimbang hidup. Pencitraan—seperti banyak diutarakan para ahli—merupakan produksi gambar/citra seperti pengalaman sejumlah indera dari pikiran setiap individu. Adapun kreativitas cenderung terkait menghasilkan produk yang asli, gagasan yang terakumulasi dari wawasan, penemuan, dan pemecahan masalah.
Di sisi lain, seni berfungsi untuk menunjuk berbagai upaya mencipta (ulang) sesuatu dan menyiasati kemungkinan-kemungkinan yang tersedia. Upaya ini digagas dalam rangka mengubah kualitas hidup menjadi lebih sesuai dengan aspirasi tertinggi dan terdalam batin manusia. Seni dalam arti sempit merujuk pada permainan kreativitas olah bentuk dan imajinasi. Dalam arti luas, ia multifungsi.
Beraras pada keyakinan di atas, seni kian berperan penting, terutama kala berhadapan banyak persoalan. Setelah melewati masa pandemi Covid-19—nyaris 3 tahun lamanya— berbagai pertanyaan lahir. Pertanyaan tersebut berkutat masalah diri dan eksistensi seni dalam tindak penyelamatan, penyembuhan serta keberlanjutan hidup manusia (dan alam). Apa peran seni dalam upaya penyembuhan pasca pandemi, seperti saat ini?
Melalui pameran bertajuk Recovery: Art for A Better Life, sebaiknyalah seni berperan menjadi media kreatif untuk mengambil peran dalam pemecahan masalah masyarakat. Seni sebagai media katarsis. Seni sebagai peleburan imajinasi dan realitas, juga sebagai upaya rekreasi dan re-kreasi. Pengalaman bertahan hidup dalam kondisi pandemi turut memberikan kita makna mengenai pentingnya nilai kesatuan dalam menjalani seni kehidupan. Ratusan karya yang disajikan oleh sejumlah kreator dari beberapa negara menunjukkan bahwa pameran ini tidak lagi memiliki batas. Antara yang maya dan nyata, antara yang konvensional dan non-konvensional, termasuk batas negara satu dengan yang lain semuanya melebur menjadi satu kesatuan. Mari meyakini, seni dan kreativitas menyatukan kita.
Dengan cara semacam ini, pameran Dies Natalis ke-38 ini memiliki fungsi tidak saja sebagai media unjuk karya, namun juga menjadi sarana bersama untuk unjuk tanda-tanda zaman. Sepanjang usia pendidikan tinggi seni di Indonesia yang dimulai dekade 1950, seni telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan di masyarakat. Jika pada masa revolusi Indonesia, seni turut menjadi media transformasi kemerdekaan republik ini, kini di masa kontemporer, seni telah menjadi media dengan variasi tujuan. Inilah jasa kreativitas ala seniman yang tidak hanya sekadar berkarya untuk diri sendiri. Para seniman dengan beragam karya yang disajikan dalam pameran ini pun juga terus menggemakan isu sosial, budaya, ekonomi, serta isu yang amat penting, yakni isu kemanusiaan.
Kami, tim kurator tentu tidak mungkin bekerja sendirian. Peran para seniman baik alumni maupun non-alumni, para mahasiswa yang karyanya terseleksi, para kolega dari dalam dan luar negeri, tim panitia yang telah bekerja keras, serta para dosen yang terus giat memberdayakan diri adalah kunci keberhasilan pameran ini. Melalui karya seni, kita perlu makin menyadari bahwa masa recovery tidak boleh dilewatkan begitu saja. Mari kita songsong masa recovery pandemi Covid 19 sebagai masa kreatif dengan arti khusus. Memberikan seni sebagai hadiah bagi mereka yang telah meninggalkan kita serta mengalami masalah dan memberi semangat bagi yang berhasil melewatinya.
Art longa vitas brevis. ++
Dr. Mikke Susanto, S.Sn.,M.A.
Kurator
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam sejahtera untuk kita semua.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat-Nya kita dapat mempersiapkan dan menyelenggarakan rangkaian Dies Natalis ISI Yogyakarta ke-38.
Peringatan Dies Natalis ISI Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta merupakan kegiatan rutin setiap tahun, namun kali ini berskala internasional. Tidak hanya sebagai sebuah peringatan, kegiatan ini juga dilaksanakan dengan mempertimbangan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Di tahun 2022, dengan mengusung tema “Recovery: Art for A Better Life”, kami berharap bahwa seni dapat memberikan kontribusi, tidak hanya di lingkungan seniman dan civitas akademika tetapi juga bagi masyarakat secara luas.
Selain partisipasi yang bersifat internal yaitu dosen, mahasiswa, dan alumni Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta, kami juga menggandeng mitra dari dalam dan luar negeri untuk memeriahkan kegiatan ini. Meliputi: ISI Denpasar, ISI Padang Panjang, ISBI Bandung, IKJ, UNS, ISI Surakarta, STKW Surabaya, Telkom University Bandung, Thailand Bunditpatanasilpa Institute, Ezsterhazy Karoly Catholic University Eger Hungary, serta seniman dari negara Madagaskar, Korea Selatan, dan Thailand. Karya internal dari peserta internal ISI Yogyakarta berjumlah kurang lebih 161 karya dengan 19 karya yang terdisplay di outdoor, karya dari mitra perguruan tinggi lain berjumlah 23 karya, serta karya dari mitra luar negeri berjumlah 60 karya, dengan total 244 karya.
Berbagai kerja sama yang kami lakukan tidak lain untuk merealisasikan tema besar yang telah kami persiapkan dalam meningkatkan sinergitas, kinerja, dan kolaborasi. Kegiatan tersebut berupa pameran karya seni rupa dan workshop design thinking.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kepercayaan kepada kami dan berpartisipasi dalam upaya mensukseskan rangkaian acara Dies Natalis ISI Yogyakarta ke-38, terutama kepada Bapak Rektor ISI Yogyakarta yang telah memberikan kepercayaan kepada Fakultas Seni Rupa untuk menjadi pelaksana bidang pameran seni rupa Dies Natalis tahun 2022.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera,
Om santi santi santi om.
Lutse Lambert Daniel Morin, S.Sn., M.Sn.
Ketua Pelaksana Pameran Seni Rupa
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan,
Yang saya hormati,
1.Menteri/kepala badan pariwisata dan ekonomi kreatif, Bpk Dr. Sandiaga Uno
2.Rektor ISI Yogyakarta, Bpk. Prof. Dr. M. Agus Burhan
3.Para Pembantu Rektor
4.Kepala UPT dilingkungan ISI Yogyakarta
5.Direktur Pascasarjana ISI Yogyakara
6.Para Dekan dan jajarannya di lingkungan ISI Yogyakarta.
7.Tamu undangan
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ijinNya kegiatan Pameran Seni Rupa bertajuk Recovey : Art for A better life dapat terselenggara dengan baik.
Pameran ini merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ISI Yogyakarta ke-38 yang pada tahun ini mengusung tema “KEUNGGULAN SENI DALAM RECOVERY KEHIDUPAN”. Tidak hanya sebagai suatu peringatan, kegiatan ini juga dilaksanakan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang sedang terjadi..dimana kita sedang berproses dari pandemi menuju endemi.
Peringatan Dies Natalis ISI Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta merupakan kegiatan rutin setiap tahun, namun kali ini berskala internasional. Di tahun 2022, dengan mengusung tema “Recovery: Art for A Better Life”, diharapkan bahwa seni dapat memberikan kontribusi, tidak hanya di lingkungan seniman dan civitas akademika tetapi juga bagi masyarakat secara luas sehingga memberikan energi dan daya hidup setelah terpuruk akibat pandemi ini.
Selain partisipasi yang bersifat internal yaitu dosen, mahasiswa, dan alumni Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta, kami juga menggandeng mitra dari dalam dan luar negeri untuk memeriahkan kegiatan ini. Meliputi: ISI Denpasar, ISI Padang Panjang, ISBI Bandung, IKJ, UNS, ISI Surakarta, STKW Surabaya, Telkom University Bandung, Thailand Bunditpatanasilpa Institute, Ezsterhazy Karoly Catholic University Eger Hungary, serta seniman dari negara Madagaskar, Korea Selatan, dan Thailand. Karya internal dari peserta internal ISI Yogyakarta berjumlah kurang lebih 161 karya dengan 19 karya yang terdisplay di outdoor, karya dari mitra perguruan tinggi lain berjumlah 23 karya, serta karya dari mitra luar negeri berjumlah 60 karya, dengan total 244 karya.
Dalam pameran ini juga menampilkan hasil workshop Design Thinking hasil kolaborasi antara FSR ISI Yogyakarta dengan Hochschule Hannover Jerman.
Perlu kami sampaikan juga bahwa dalam Peringatan Dies Natalis ISI Yogyakarta ke-38 ini terdapat rangkaian acara diantaranya Seminar Nasional, Pameran Karya FSMR ISI Yogyakarta, Fashion Show ROA 2022, Nyawiji Makarti dari FSP yang merupakan karya kolabarasi dari prodi – prodi di lingkungan FSP serta acara-acara pendukungnya.
Ijinkan saya dalam kesempatan ini mengucapakan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada panitia acara pameran internasional FSR atas curahan tenaga, waktu, dan pikiran sehingga acara ini bisa terlaksana dengan baik. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada pimpinan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta dan Kepala UPT Galeri Katamsi ISI Yogyakarta, dan ARTV yang sudah memberikan dukungan pada acara ini. Semoga pameran bisa memberikan energi baru dan manfaat bagi civitas akademika ISI Yogyakarta khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera,
om santi santi santi om.
Martino Dwi Nugroho, MA.
Ketua DIES NATALIS ISI Yogyakarta ke-38
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Salam Pancasila.
Dies Natalis ISI Yogyakarta ke-38 di tahun 2022 ini menjadi keistimewaan sekaligus tantangan di saat pandemi mulai mereda. Akibat pandemi tahun 2020 terjadi perubahan budaya dari luring menjadi daring. Perubahan yang demikian menjadikan masyarakat sangat aktif dalam menggunakan media komunikasi digital. Hal ini dipandang sebagai upaya adaptasi dalam arus perkembangan zaman. Masyarakat dituntut untuk menjadi kreatif dalam memanfaatkan berbagai platform yang telah tersedia. Dalam kasus ini tidak terkecuali adalah para seniman dan pegiat seni. Salah satu contoh adalah maraknya seni visual elektronik dengan penyelenggaraannya secara daring melalui Non-Fungible Token (NFT), telah menggugah dunia seni dan kesenian.
Di era endemi, seni memiliki peran dalam kehidupan. Seni dapat memberikan dukungan, pemberdayaan, dan pemercepat proses pemulihan. Seni merupakan ingatan individu terhadap kebebasan, sedangkan berkesenian adalah medium untuk mencari serta mendapatkan kebebasan tersebut. Selain itu, seni merupakan hiburan bagi kesedihan di dunia yang sedang terus mengalami peralihan ini. Dengan melakukan kegiatan seni, individu-individu dapat saling berbagi dan memiliki ikatan yang lebih akrab. Semangat berkesenian yang demikian tidak mengurangi esensi tema Dies Natalis ISI Yogyakarta yang ke-38, “Recovery: Art for A Better Life”.
Seluruh civitas akademika Fakultas Seni Rupa terus memberikan dorongan dalam upaya berkreasi dan berkarya, terlebih dengan memanfaatkan teknologi yang telah disediakan. Kegiatan ini diharapkan dapat melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan, sekaligus agar menjadikan ISI Yogyakarta, secara umum, sebagai institusi yang mampu dicintai oleh masyarakat.
Dukungan setiap prodi melalui dosen, mahasiswa, dan alumni, untuk turut serta tampil dalam kegiatan ini sebagai sarana untuk mengapresiasi dan saling memberikan dukungan satu sama lain. Dalam kesempatan ini, Saya selaku Dekan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah berupaya menyiapkan kegiatan pameran seni rupa ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyukseskan Dies Natalis ISI Yogyakarta yang ke-38.
Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera,
Om santi santi santi om,
Salam Pancasila.
Dr. Timbul Raharjo, M.Hum.
Dekan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta
Terdapat ratusan karya yang dipamerkan dalam pameran ini, terdiri dari koleksi karya dosen, mahasiswa dan alumni Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, 8 perguruan tinggi Indonesia, dan 3 perguruan tinggi luar negeri.
Melalui pameran bertajuk Recovery: Art for A Better Life, seni berperan menjadi media kreatif untuk mengambil peran dalam pemecahan masalah masyarakat. Seni sebagai media katarsis. Seni sebagai peleburan imajinasi dan realitas, juga sebagai upaya rekreasi dan re-kreasi. Pengalaman bertahan hidup dalam kondisi pandemi turut memberikan kita makna mengenai pentingnya nilai kesatuan dalam menjalani seni kehidupan.
Ratusan karya yang disajikan oleh sejumlah kreator dari beberapa negara menunjukkan bahwa pameran ini tidak lagi memiliki batas. Antara yang maya dan nyata, antara yang konvensional dan non-konvensional, termasuk batas negara satu dengan yang lain semuanya melebur menjadi satu kesatuan. Mari meyakini, seni dan kreativitas menyatukan kita.
Design Thinking adalah sebuah metode, pola pikir, atau suatu proses untuk berempati terhadap masalah yang berfokus pada manusia. Design Thinking juga merupakan salah satu resep inovasi produk dan layanan dalam konteks bisnis dan sosial. Design Thinking umumnya digunakan untuk memecahkan masalah secara efektif, memahami pengguna suatu produk desain dan kebutuhannya sehingga dapat membuat definisi ulang permasalahan.
Workshop design thinking merupakan kegiatan rutin yang telah berlangsung selama delapan tahun. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan MOU antara ISI Yogyakarta dengan Hochschule Hannover, Jerman. Program ini telah memberikan banyak manfaat, bukan hanya kepada institusi tetapi juga kepada masyarakat pada umumnya, terutama pelaku UMKM di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Kegiatan ini setiap tahunnya selalu melibatkan mitra pengusaha kecil maupun pelaku industri kreatif, untuk melihat langsung permasalahan yang mereka tidak sadari. Melalui metode design thinking, mahasiswa ISI Yogyakarta dan Hochschule Hannover, mengedepankan empati terhadap persoalan kompleks, yang tidak disadari dan mungkin belum terpecahkan oleh pelaku industri kreatif tersebut.